Kata sebuah symbol sakti berbentuk huruf atau lafal yang mampu membius siapapun. Bahkan dunia tanpa kata adalah keniscayaan, karena sekarang muncul lagi istilah berkata dalam diam. Nah tuh, ndak ada kan yang bisa menghindar dari namanya kata. Kata adalah ungkapan yang maknanya masih terbatas, namun bila sudah berubah menjadi kata-kata telah merasuk ke kedalaman makna. Entah itu kata-kata kocak, serius, alay ataupun kata dalam diam sekalipun. Karena, kata-kata telah menjadi media penyampai pesan agar eksistensi sebagai makhluk tidak tercerabut. Tidak ada yang tidak berkata di dunia ini, manusia, binatang, tumbuhan, gejolak alam, semuanya adalah rangkaian kata-kata yang harus di identifikasi maknanya.
Kata-kata kocak sendiri memiliki multi interpretasi yang tidak serta merta bisa diartikan begitu saja sesuai teksnya belaka atau ungkapan belaka. Untuk menterjemahkan kata-kata bernada kocak, kita harus melihat terlebih dahulu subjek penyampai kata itu siapa. Berlanjut berikutnya adalah obyek dari kata-kata itu siapa. Banyak yang salah tafsir kalau kata-kata kocak hanyalah sebuah gurauan tanpa makna. Bahkan terkadang terjerat dalam bingkai budaya dan tradisi yang menyudutkan, kata-kata seperti itu tabu untuk di ungkapkan.
Kata-kata kocak yang diungkapkan kalangan remaja yang baru ABG tentu memiliki cukup pemaknaan hanya pada dunianya. Kata-kata ini biasanya berisi seputar rayuan, sebagai masa mereka untuk menemukan identitas diri dan mengenal lawan jenis lebih lanjut, semisal “aku ingin menanam benih-benih cinta di hatimu”. Hal ini adalah penggambaran akan perasaan mereka yang benar-benar dimabuk cinta. Namun ungkapan ini akan berbeda ketika mereka sudah menginjak usia pernikahan atau bahkan sudah menikah. Keluar lagi kata-kata bernada kocak sebagai sindiran, terutama yang diungkapkan laki-laki “perempuan memang menyukai laki-laki gendut, gendut rekeningnya”.
Sesungguhnya kalau ditelisik lebih lanjut, kata-kata kocak banyak kita jumpai sebagai sebuah ekspresi terhadap peristiwa, baik dalam konteks menurunkan ketegangan yang ada maupun untuk melakukan kritik social. Bahkan dalam dunia public speaking sekalipun kita akan menjumpai salah satu bagian materi tentang pentingnya mempelajari kata bernada kocak sebagai bagian dari “ice breaking”. Melihat dari ini saja, penting untuk memahami bahwa kata-kata lucu yang sering dianggap kocak karena menghadirkan gelak tawa adalah bagian dari kekayaan bahasa. Bahkan, semakin mahir seorang public speaker maupun public writer, akan semakin memahami perbendaharaan kata atau kalimat yang mengandung sense of humor. Bahkan kepiawaiannya mampu menghadirkan militansi pada penggemarnya.
Rupanya, kata-kata kocak sendiri bukan hanya masuk dalam ranah humor belaka, namun kini telah masuk dalam dunia industry. Di tanah air sendiri kita mengenal Jogger dengan produk kaosnya yang eksklusif, mereka mengklaim sebagai pabrik kata-kata, bukan jualan kaos, selorohnya. Bermunculan akhirnya yang lainnya, Dagadu, Dadung dan lainnya. Merambah ke dunia hiburan, kini acara-acara Stand Up Comedy banyak bermunculan dan memiliki ratting penyiaran yang tinggi. Semakin piawai seorang Comic mengolah kata yang lucu, akan semakin laris ia di jagad hiburan. Hal ini adalah fenomena social yang sudah ada sejak jaman dahulu mungkin dan akan tetap ada sampai akhir dunia. Bahkan eksistensinya telah diakui, sampai ada kepakaran di bidang hal-hal yang serius dan dikemas dengan gaya yang santai yaitu Pakar Kelirumologi. Bahkan seorang praktisi Kelirumologi pernah menjadi orang nomor satu di negeri ini yaitu Presiden Gus Dur.
Baca Juga : Kamu Wajib Tau!! Cara Membuat Kata Bijak Lucu
Kata-kata kocak bukan hanya kata yang bersifat alay. Seperti yang disampaikan sebelumnya, tergantung konteksnya dan siapa yang menyampaikan. Bahkan, kata bernada humor juga menjadi bagian dari khasanah pencarian makna kehidupan. Dalam tangga pencarian spiritual pun, seorang guru terkadang menggunakan metafora yang bersifat lucu untuk melakukan pengajaran kepada para muridnya. Dalam khasanah pencarian spiritual Islam, kita akan disuguhi dengan kisah Abu Nawas. Betapa, kisah humor tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pengajaran nilai-nilai kehidupan yang akan terasa banget dan masih relevan hingga saat ini. Bukankah, untuk menguraikan hikmah kehidupan yang filosofis dan mengandung makna dan nilai Ketuhanan, tidak semua orang sanggup dengan kata yang serius. Disisi lain, orang-orang spiritual ini akan menjalani hidup sewajarnya manusia lainnya yang masih alay, dan mereka membingkainya dengan humor segar. Mereka ingin menjangkau wilayah kebatinan yang luas dalam kehidupan ini dengan merangkul fitrah kemanusiaan yang pasti memiliki sense of humor. Hanya saja, kualitas humor mereka akan sangat berbeda maknanya dengan humor orang-orang biasa.
